Senin, 20 Oktober 2014

Mengenal burung Rambatan jantan dan betina

Burung yang satu ini mempunyai kebiasaan yang cukup unik, yaitu suka berjalan merambati pohon, ranting dan lain-lain. Karena kebiasaannya itu,banyak sobat Burung kicau yang menyebutnya dengan burung Rambatan, meskipun dalam nama burung nasional di sebut dengan nama burung Munguk Beledu.

Selain kebiasaanya yang unik, burung imut ini juga mempunyai kicauan yang tak kalah unik juga, yaitu dengan suara crecetan atau tembakan tajamnya yang hampir mirip seperti tembakan dari burung Cililin, jika burung Cililin memiliki suara tembakan yang tajam dan tebal maka burung rambatan ini memiliki suara yang tajam dan nyaring.

Di tambah lagi burung yang mempunyai nama latin Sitta Frontallis ini cukup mudah dalam perawatannya, karena burung ini sangat mudah untuk beradaptasi dan mudah jinak. Oleh sebab itu, dengan segala kelebihannya, maka tak sedikit yang menjadikan burung ini sebagai master untuk burung-burung jagoan mereka.

Burung yang berukuran sekitar 12 cm ini banyak tersebar di Asia tenggara, Filiphina, India, China selatan, Sunda besar, Semenanjung Malaysia, Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Dan mereka menyukai hutan yang berdataran rendah hingga ketinggian 1.500 di atas permukaan laut seperti daerah perbukitan, hutan rawa, hutan pinus, perkebunan dan lain-lain.

Layaknya burung Anis, Murai batu, Kacer, Ciblek, di alam bebas mereka memakan serangga-serangga kecil seperti ulat, belalang, laba-laba, jangkrik dan lain-lain.

Perbedaan Jenis kelamin (Sexing) pada burung Rambatan jantan dan betina:

  • Biasanya burung jantan memiliki bulu dengan warna yang lebih terang atau cerah daripada yang betina.
  • Yang lebih pasti adalah pada burung jantan terdapat garis yang menyambung dari dahinya seperti alis yang berwarna hitam hingga ke belakang mata, sedangkan untuk burung betina tidak ada garis atau alis hitamnya.


Minggu, 12 Oktober 2014

Mengenali burung Cucak kombo / Kecial kombo jantan dan betina

Meskipun burung yang satu ini memiliki sebutan nama Cucak kombo, namun burung bukanlah termasuk dalam keluarga burung Cucak-cucakan atau merbah, melainkan dia adalah sejenis burung penghisap madu (Honey eater), adapun juga yang menyebut burung ini dengan sebutan Kecial kombo.

Ternyata burung yang memiliki nama latin Lichmera Lombokia ini adalah burung endemik dari Indonesia, yang bisa sobat Burung kicau temukan di Pulau lombok, Flores (NTT) dan Sumbawa (NTB).

Tetapi ada juga Cucak kombo yang  mempunyai nama latin Lichmera Limbata yang habitatnya tersebar di Lombok, Flores, Sumbawa, Bali, Pulau Komodo, Sangeang, Alor, Sumba, Lomblen, Savu, Roti, Ndoo, Ndao, Semau, dan Timor.

Layaknya burung Kolibri, burung ini pun adalah termasuk burung yang di lindungi, karena burung ini memiliki peranan penting dalam  keseimbangan ekosistem alam ini, karena keberadaannya dapat membantu dalam penyerbukan bunga secara alami.

Namun ternyata banyak yang memburu burung ini dan tidak sedikit pula pedagang yang menjual burung ini di pasaran, karena burung ini memiliki suara crecetan yang khas dan layak di jadikan masteran, jika burung Kolibri memiliki crecetan yang sangat rapat dan nyaring, maka burung ini suaranya agak tebal di bandingkan dengan burung Kolibri.

Membedakan jenkel (jenis kelamin) dari burung ini:

Untuk membedakan ciri-ciri dan jenis kelamin dari burung ini cukup sulit, karena jika di lihat sepintas burung ini hampir tidak ada perbedaan antara burung jantan dan betina, jadi harus benar-benar teliti.

Betina:
  • Warna bulu pada betina lebih terang di bandingkan dengan yang jantan.
  • Memiliki garis warna kuning pada pangkal paruhnya.
  • Ada warna kuning kehijauan yang tegas pada daerah atas kepala, bawah paruh dan ujung sayap.
  • Ada semburat kuning pada dadanya.

Jantan:
  • Warna bulunya lebih gelap atau tidak secerah betina.
  • Jika betina pada bagian atas kepala, bawah paruh dan punggungnya agak berwarna kekuningan, maka pada burung jantan warnanya abu-abu gelap.
  • Ada bercak-bercak hitam pada leher/dada. 



Sabtu, 04 Oktober 2014

Mengenal burung Cabe jawa / Kemade / Ndas abang jantan dan betina

Burung kecil ini mempunyai sebutan yang banyak, antara lain yaitu burung  cabai jawa, cabean, kemade, tongcit, emprit ndas abang dan lain-lain, dalam bahasa inggris burung ini di sebut Scarlet Headed Flowerpecker.

Sosoknya sering terlihat di pekarangan rumah, hutan mangrove, di kebun, dan sangat menyukai pohon-pohon yang sedang berkembang atau berbunga seperti pohon mangga, jambu, rambutan, kersen dan lain-lain. Daerah penyebarnnya pun cukup luas yakni di Jawa, Bali, Lombok, Kalimantan dan Sumatra.

Burung yang berukuran sekitar 8 cm ini mempunyai nama latin Dicaeum Trochileum dan termasuk dalam keluarga Dicaeidae, sebenarnya keberadaannya mempunyai peranan yang penting dalam sistem ekologi, karna dia dapat membantu penyebaran biji-biji dari sisa buah-buahan yang telah dia makan, atau yang di sebut dengan Ornithokori (pohon/tanaman yang membutuhkan bantuan dari burung untuk menyebarkan biji-bijinya), seperti tanaman benalu.

Di alam habitatnya burung ini memakan buah dari tanaman benalu, buah-buahan dan juga serangga-serangga yang berukuran kecil.

Kicauannya yang khas dengan tembakan crecetannya yang tajam dan rapat, menjadikan burung ini marak di buru para penghoby Burung Kicau, kebanyakan untuk  di jadikan sebagai burung master, apalagi harganya juga cukup terjangkau.

Untuk membedakan jenis kelaminnya pun tidak terlalu sulit untuk burung yang dewasa
Ciri-ciri Jantan:
Pada bulu bagian kepala,leher dan punggung berwarna merah, tunggir / pangkal ekor juga  berwarna merah, sementara sayapnya berwarna gelap / hitam dan perutnya berwarna putih ke coklatan / ke abu-abuan.

Sedangkan betina:
Pada bagian tunggir / pangkal ekor juga berwarna merah tetapi pada bagian kepala hingga punggungnya berwarna coklat ke abu-abuan, untuk kurang lebihnya lihat gambar..